Bahasa Bugis juga tersebar di beberapa daerah lain, seperti di Kepulauan Seribu (Jakarta), Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Lampung, Riau, dan NTB. Selain itu, penutur bahasa Bugis juga dapat ditemukan di Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, dan Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Suku yang satu ini, mempunyai enam dialek bahasa berbeda yang terdiri dari Karakelang, Essang, Sali-Sabu, Miangas, Nanusa, dan juga Kabaruan. Bahasa yang dari suku Talaud mempunyai beberapa tingkatan, yakni halus, menengah, dan kasar, layaknya bahasa Jawa serta bahasa Sunda. Nah, selain beberapa suku yang sudah disebutkan sebelumnya, masih ada Orang laut atau suku laut adalah kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan bahari yang semurni-murninya. Kondisi kekinian, orang laut banyak yang hidup menetap. Ini berkembang dari konsep awal kategori orang laut. Menurut Adrian B Lapian (1986 dan 2009), orang laut adalah suku bangsa yang bertempat tinggal di perahu dan hidup mengembara di Perairan Provinsi Kepulauan Riau […] Puang 9. Arung 10. Iye 11. I dan La 12. Opu 13. Sombaya. Makassar -. Masyarakat suku Bugis dan Makassar yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) dikenal dengan keragaman budayanya yang masih sangat terjaga hingga kini. Salah satu budaya suku Bugis-Makassar yang menonjol yaitu penggunaan gelar bangsawan. 4. Bebek Palekko. blogspot.com. Kalau kamu suka olahan bebek, wajib mencicipi Bebek Pelekko khas Makassar ini. Makanan khas suku Bugis ini terbuat dari daging bebek yang dicincang dengan cita rasa sangat pedas. Warung makan Bebek Palekko paling enakdi Jalan Tamalanrea Raya BTP Blok C No 27 A, Tamalanrea. Tugu Arung Palakka di Bone. (Foto: Agung Pramono/detikSulsel) Arung Palakka dikenal sebagai sosok yang berjasa dalam memerdekakan rakyat Bugis dari cengkeraman kekuasaan Kerajaan Gowa di masa lampau. Ia juga terlibat dalam Perang Makassar 1666-1669 yang melahirkan perjanjian Bongaya. Ini dibuktikan dengan nama-nama tempat tersebut sudah . tertulis dalam aksara lontara dari peta peninggalan abad XVIII. Orang Bugis (Jakarta: Universitas Indonesia, 1975), h. 65. ZMYbm4S.
  • hepiej8837.pages.dev/327
  • hepiej8837.pages.dev/58
  • hepiej8837.pages.dev/267
  • hepiej8837.pages.dev/81
  • hepiej8837.pages.dev/161
  • hepiej8837.pages.dev/70
  • hepiej8837.pages.dev/46
  • hepiej8837.pages.dev/399
  • hepiej8837.pages.dev/367
  • nama nama orang bugis bone